PAS XII SEJIN
Pemilu pertama dan kedua
29 September 1955 memilih DPR dan 15 Desember 1955 memilih Badan Konstituante (pada masa BH)
Sistem Ekonomi Ali Baba
ALI I --> Diprakarsasi Iskak Cokrohadisurya, kerjasama pengusaha Cina dan pribumi, tidak berjalan baik karena pengusaha pribumi kurang berpengalaman sehingga hanya dijadikan alat mendapat kredit
RPLT
ALI II --> Pembangunan tahun 1956 - 1961
Tokoh PRRI
Achmad Hussein
Persetujuan Finansial Ekonomi
BH --> dikirim delegasi ke Jenewa untuk membahas masalah hubungan ekonomi Indonesia dan Belanda, dipimpin Anak Agung Gede, Belanda tidak mau menandatangani hasil perundingan sehingga Indonesia memutuskan pembubaran Uni Indonesia Belanda
Opu Daeng Risaju
Berorban demi memperjuangkan kecintaannya terhadap tanah air hingga ditinggal suami dan dipenjara hingga tuli permanen, aktif PSII, memobilisasi pemuda dan memberi doktrin perjuangan
Tritura
Bubarkan PKI, turunkan harga, retool kabinet 100 menteri
Demokrasi Terpimpin dilatarbelakangi
Dekrit Presiden (pembubaran konstituante, berlakunya kembali UUD 1945 dan tidak berlakunya UUDS 1950, pembentukan MPRS dan DPAS)
Penumpasan PKI Madiun
Diplomasi Tan Malaka, Divisi Siliwangi
Latar belakang ORBA
G30SPKI, perekonomian Indonesia memburuk, berdirinya Front Pancasila, reshuffle kabinet dwikora, supersemar
Latar belakang PKI Madiun
Jatuhnya kabinet Amir Syarifuddin, PKI menjadi partai oposisi
Politik Demokrasi Terpimpin
Kabinet Djuanda dibubarkan menjadi Kabinet Kerja, pidato kenegaraan Penemuan Kembali Revolusi Kita dinyatakan sebagai Manifesto Politik RI ditetapkan sebagai GBHN, Manipol berpedoman pada Manipol USDEK (UUD 1945, Sosialisme Indo, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, Kepribadian Nasional)
Tokoh DI/TII Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan, Kalimantan Selatan, Aceh
Kartosuwiryo, Amir Fatah, Kahar Muzakkar, Ibnu Hajar, Daud Beureuh
Dampak PKI Madiun
Keinginan untuk membentuk tentara Indonesia makin menguat, simpati AS menjadi dukungan terhadap Indonesia, banyak korban berjatuhan
Latar Belakang DI/TII Kalimantan Selatan
Kekecewaan ALRI terhadap pemerintahan dalam penataan ALRI yang dirasa kurang adil
Latar belakang PRRI
Kekecewaan atas minimnya kesejahteraan tentara di Sumatera dan Sulawesi
Latar Belakang DI/TII Aceh
Kekecewaan atas pemerintahan yang menurunkan keistimewaan Aceh yang hendak diturunkan dalam provinsi Sumatera Utara
Latar Belakang DI/TII Sulawesi Selatan
Kekecewaan para pejuang bekas gerilya kemerdekaan terhadap pembentukan tentara republik
Latar Belakang DI/TII Jawa Tengah
Kekecewaan terhadap isi Perjanjian Renville yang merugikan wilayah Indonesia (Pekalongan - Brebes - Tegal)
Latar Belakang DI/TII Jawa Barat
Kekecewaan terhadap isi Pernjanjian Renville yang merugikan wilayah Indonesia
Partai Kabinet Sukiman
Koalisi : Masyumi + PNI
Partai Kabinet Ali I
Koalisi : PNI + NU
Politik luar negeri DT
Konfrontasi dengan Malaysia karena PM Malaysia ingin membentuk Federasi Malaysia namun dianggap membahayakan negara NEFO dan bagian dari rencana Inggris, mengeluarkan Dwikora dan diplomasi Maphillindo namun gagal
Oldefo
Kubu negara kapitalis/penjajah
Penumpasan DI/TII Jawa Tengah
Kurangnya dukungan dari penduduk membuat perlawanan mudah ditaklukkan TNI
Tujuan PRRI
Meluas menjadi otonomi daerah
Silas Papare
Membentuk KIM (Komite Indonesia Merdeka) untuk menghimpun kekuatan dan mengatur gerak langkah menuju kemerdekaan, mendirikan Partai Kemerdekaan Irian sehingga Belanda tidak senang dan dipenjarakan, mewakili Irian antara Indonesia-Belanda dalam penyelesaian masalah Belanda dan Papua hingga Belanda menyerahkan Papua
Sultan HB IX
Memberi fasilitas di Yogyakarta yaitu markas TKR dan ibukota, bantuan logistik dan perlindungan, menolak menjadi raja seluruh Jawa
Frans Kaisiepo
Memperkenalkan Indonesia Raya, mendirikan PIM (Partai Indonesia Merdeka), memperkenalkan Papua dengan sebutan Irian, berani menentang Belanda hingga dipekerjakan di kota terpencil, memperjuangkan Papua hingga bersatu ke NKRI
Ismail Marzuki
Menciptakan lagu dan mengisi siaran radio untuk menjauhkan diri dari lagu barat, menciptakan lagu tanah air seperti Rayuan Pulau Kelapa, Sepasang Mata Bola, Gugur Bunga, Halo-Halo Bandung, Selendang Sutera
Tujuan DI/TII
Mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi Islam
Tujuan PKI Madiun
Mengganti ideologi Pancasila menjadi komunis
Penumpasan DI/TII Jawa Barat
Menggunakan operasi terpadu pagar betis (mempersempit ruang gerak, memotong arus perbekalan)
Sultah Syarif Kasim
Menyatakan kesetiaan, memberi harta 13 juta gulden, membentuk KNI TKR dan BPR, mengajak raja SumUt bergabung, menyuplai makanan
Tokoh PKI Madiun
Muso, Amir Syarifuddin
Program Benteng
NATSIR --> Pengusaha Indo bermodal lemah perlu diberi kesempatan berpatisipasi membangun ekonomi nasional, pengusaha Indo bermodal lemah perlu dibimbing dan diberi bantuan kredit, pengusaha pribumi bertahap akan berkembang menjadi maju
Nasakom
Nasional, Agama, Komunisme
Marthen Indey
Pegawai pemerintahan Belanda dengan jabatan kepala distrik, membantu NKRI melakukan gerilya membantu pasukan Indonesia dalam operasi Trikora, melalui interaksi dengan tahanan sikap nasionalisme dan cinta tanah air tidak luntur, berusaha melancarkan pemberontakan namun gagal tapi membawa berhasil membawa masalah ke PBB
Kegagalan Program Benteng
Pengusaha pribumi tak dapat bersaing dengan nonpribumi dalam sistem ekonomi liberal, pengusaha pribumi konsumtif, pengusaha kurang mandiri mengembangkan usaha, pengusaha ingin cepat untung besar dan hidup mewah
Penyimpanan politik DT
Politik tidak bebas aktif karena keluar dari PBB dan membentuk Poros Jakarta-Pyongyang-Peking yang cenderung komunis
Nasionalisasi de Javasche Bank
SUKIMAN --> Nasionalisasi de Javasche Bank menjadi BI
DT TNI dan AD
Semua lembaga negara berintikan nasakom sehingga kekuatan terpusat di TNI AD dan PKI karena PKI diijinkan aktif kembali
Kegagalan Kabinet Ali I
gerakan separatis
Kegiatan PRRI
memutuskan hubungan dengan pemerintah dengan dukungan AS, bukti pesawat Allan Pope ditembak jatuh
Proker Kabinet Ali I
meningkatkan keamanan kemakmuran, segera pemilu, pembebasan IRBA, politik bebas aktif
Proker Kabinet Sukiman
menjaga keamanan kemakmuran rakyat, penyelenggaraan pemilu secepatnya, politik bebas aktif, penyelesaian IRBA
Kegagalan Kabinet Sukiman
penandatanganan MSA (Mutual Security Act) karena bertentangan dengan politik bebas aktif, gagal IRBA, korupsi, partai menarik dukungan
Demokrasi liberal ditandai dengan
pergatian kabinet tujuh kali karena perbedaan kepentingan dan disusun berdasarkan perimbangan kekuatan, presiden sebagai lambang kesatuan
Keberhasilan Kabinet Ali I
persiapan pemilu, terselenggaranya KAA