Peristiwa-peristiwa sekitar proklamasi dan proses terbentuknya Negara Kesatuan Republik Indonesia
Perumusan teks proklamasisampai dengan penandatanganannya baru selesai pukul
04.00 WIB pagi hari, tanggal 17 Agustus 1945 dan pada saat itu juga diputuskan bahwa teks proklamasi akan dibacakan di rumah Ir. Soekarno di Jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta pada pagi hari pukul 10.00 WIB
pada pertemuan di Saigon (Vietnam) tanggal 11 Agustus 1945 pukul 11.40 waktu setempat kepada para pemimpin bangsa Indonesia (Ir. Soekarno, Drs. Moh Hatta, dan Dr. Radjiman Wediodingrat), Jendral besar Terauchi menyampaikan
1) Pemerintah Jepang memutuskan memberikan kemerdekaan kepada bangsa Indonesia 2) Untuk melaksanakan kemerdekaan dibentuk PPKI sebagai pengganti BPUPKI 3) Pelaksanaan kemerdekaan segera dilakukan setelah persiapan selesai dilakukan dan secara berangsur-angsur dari Pulau Jawa, baru disusul oleh pulau lainnya 4) Wilayah Indonesia akan meliputi seluruh bekas wilayah Hindia Belanda 5) Pada tanggal 7 Agustus 1945 diumumkan pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) atau Dokuritsu Junbi Inkai. PPKI diketuai Ir. Soekarno dan wakil ketuanya Dr. Moh. Hatta
Makna rapat raksasa di Lapangan Ikada bagi bangsa Indonesia
1) Rapat tersebut berhasil mempertemukan pemerintah Republik Indonesia dengan rakyatnya 2) Rapat tersebut merupakan perwujudan kewibawaan pemerintah Republik Indonesia terhadap rakyat 3) Menanamkan kepercayaan diri bahwa rakyat Indonesia mampu mengubah nasib dengan kekuatan sendiri 4) Rakyat mendukung pemerintajan yang baru terbentuk. Buktinya, setiap instruksi pimpinan mereka laksanakan
Perebutan kekuasaan di Jogjakarta dimulai tanggal
26 September 1945 sejak pukul 10.00. WIB
Perdebatan ditengah-tengahi oleh
Ahmad Soebardjo
Pada tanggal 6 Oktober 1945, para pemuda dari tokoh masyarakat membentuk
Angkatan Pemuda Indonesia (API)
Pemuda yang berjuang lewat pers
B.M. Diah, Sukarjo Wiryopranoto, Iwa Kusumasumantri, Ki Hajar Dewantara, Otto Iskandardinata, G.S.S.J. Ratulangi, Adam Malik, Sayuti Melik, Sutan Syahrir, Madikin Wonohito, Sumanang SM, Manai Sophian, dan Ali Hasyim
Koran pertama yang menyiarkan berita proklamasi
Harian Soeara Asia di Surabaya
Para pemuda yang tergabung dalam BKR berhasil merebut kompleks penyimpanan senjata Jepang dan pemancar radio di Embong, Malang. Selain itu terjadi insiden bendera di
Hotel Yamato, Tunjungan Surabaya yang terjadi pada tanggal 19 September 1945
Bendera Sang Saka Merah Putih dijahit oleh
Ibu Fatmawati Soekarno
Tokoh yang menulis teks proklamasi
Ir. Soekarno sedangkan Drs. Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo turut mengemukakan ide-idenya secara lisan
Tokoh-tokoh yang hadir di rumah Laksamana Maeda
Ir. Soekarno, Drs. Mohammad Hatta, Ahmad Soebardjo, para anggota PPKI, para anggpta PPKI, dan para tokoh pemuda, seperti Sukarni, Sayuti Melik, B.M. Diah, dan Sudiro
Akibat pengeboman kota Hiroshima dan Nagasaki
Jepang menyerah kepada Sekutu pada tanggal 14 Agustus 1945
Teks proklamasi yang telah dirumuskan pada tanggal 17 Agustus 1945 beberapa saat kemudian berhasil diselundupkan ke
Kantor pusat pemberitaan Jepang, Domei (sekarang Kantor Berita Antara). Sekitar pukul 18.30 WIB Wartawan Kantor Berita Domei, Syahruddin berhasil menyelundupkan teks proklamasi dan diterima oleh Kepala Bagian Radio, Waidan B. Palenewen. Teks proklamasi tersebut kemudian diberikan kepada F. Wuz, seorang markonis kantor berita tersebut untuk segera diudarakan
Tujuan peristiwa rengasdengklok dilatarbelakangi oleh
Keinginan pemuda yang mendesak golongan tua untuk segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia
Aksi mogok para pegawal dan perusahaan yang dikuasai Jepang makin kuat ketika
Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID) menegaskan bahwa kekuasaan di daerah tersebut telah berada di tangan pemerintah RI. Pada hari itu juga di Jogjakarta terbit surat kabar Kedaulatan Rakyat
Tokoh-tokoh Indonesia yang bekerja di stasiun radio milik Jepang dan berjasa menyebarkan berita proklamasi, antara lain
Maladi, Yusuf Ronodipuro, Sakti Alamsyah, dan Suryodipuro
Meskipun kantor Berita Domei disegel, para pemuda tidak kehilangan akal
Mereka membuat pemancar baru dengan bantuan teknisi radio, seperti Sukarman, Sutamto Susiloharjo, dan Suhandar. Alat pemancar radio yang diambil dari Kantor Berita Domei sebagian dibawa ke rumah Waidan B. Palenewen dan sebagian ke Menteng 31. Di Menteng 31 itulah para pemuda meeakit pemancar radio baru dengan kode panggilan WK 1
Soekarno Hatta setelah singgah di rumah masing masing, kemudian bersama rombongan lainnya menuju rumah Laksamana Maeda di jalan Imam Bonjol No. 1 Jakarta (tempat Ahmad Soebardjo bekerja) untuk
Merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dan pada malam itu juga segera diadakan musyawarah
Pelaksanaan upacara Proklamasi Kemerdekaan Indonesia dihadiri oleh tokoh Indonesia lainnya, seperti
Mr. Latuharhary, Ibu Fatmawati, Sukarni, dr. Samsi, Ny. S.K. Trimurti, Mr. A.G. Pringgodigdo, dan Mr. sujono
Untuk membuktikan desa desus bahwa Jepang telah ,eracuni cadangan air minum penduduk Semarang yang ada di Candi, dr. Karyadi sebagai Kepala Laboratorium Pusat Rumah Sakit Rakyat (Parusara) melakukan pemeriksaan
Namun, yang terjadi kemudian dr. Karyadi tewas di jalan Pandanaran, Semarang. Tewasnya dr. Karyadi menimbulkan kemarahan para pemuda Semarang
Pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB, Bung Hatta dan Bung Karno beserta Ibu Fatmawati dan Guntur Soekarno Poetra dibawa pemuda ke
Rengasdengklok, kota kawedanan di pantai utara Kabupaten Karawang, temoat kedudukan cudan (kompi) tentara peta
Suhud mengambil bendera dari atas baki (nampan) yang telah disediakan dan mengibarkannya dengan bantuan
Shodanco Latief Hendradiningrat
Sesuai pengibaran Merah Putih acara dilanjutkan sambutan dari
Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi
Acara yang disusun dalam upacara di kediaman Ir. Soekarno
a. Pembacaan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia b. Pengibaran bendera Merah Putih c. Sambutan Wali Kota Suwiryo dan dr. Muwardi
Tokoh-tokoh gubernur yang menyebarluaskan berita
a. Teuku Mohammad Hasan untuk daerah Sumatra b. Sam Ratulangi untuk daerah Sulawesi c. Ktut Pudja untuk daerah Nusa Tenggara d. Ir. Mohammad Noor untuk daerah Kalimantan
Tokoh-tokoh yang merumuskan teks proklamasi berada
di ruang makan
Pada tangal 14 Oktober 1945 para pwmuda bermaksud menmindahkan 400 orang tawanan Jepang (veteran Angkatan Laut) dari Pabrik Gula Cepiring menuju Penjara Bulu di Semarang. Akan tetapi
ditengah perjalanan para tawanan itu melarikan diri dan bergabung dengan Kidobutai di Jatingaleh (batalyon setempat di bawah pimpinan Mayor Kido)
Pelaksanaan pembacaan naskah Proklamasi Kemerdekaan dilaksanakan pada
hari Jum'at tanggal 17 Agustus 1945
Para tokoh Indonesia menjelang pukul 10.30 waktu Jawa zaman Jepang atau 10.00 WIB telah berdatangan ke rumah Ir. Soekarno. Mereka hadir untuk
menjadi saksi pembacaan teks Proklamasi Kemerdakaan Indonesia
Pada tanggal 20 Agustus 1945
pemancar radio disegel oleh Jepang dan para pegawainya dilarang masuk
Monumen Tugu Muda didirikan untuk mengenang peristiwa
pertempuran pada tanggal 15 Oktober 1945 pasukan Kidobutai melakukan serangan ke kota semarang dan dihadapi oleh TKR dan laskar pejuang lainnya. Pertempuran berlangsung selama lima hari dan mereda setelah perundingan. Kedatangan pasukan sekutu pada tanggal 20 Oktober 1945 juga mempercepat terjadinya gencatan senjata. Ribuan pemuda gugur dan ratusan orang Jepang tewas
Rombongan Soekarno-Hatta sampi di Jakarta pada
pukul 23.00 waktu Jawa zaman Jepang (pukul 23.00 WIB)
Di Lapangan Ikada (Ikatan Atletik Djakarta) Jakarta pada tanggal 19 September 1945 dilaksanakan
rapat umum yang dipelopori Komite Van Aksi
Pihak pemerintah Republik Indonesia juga menugaskan kepada para gubernur yang telah dilantik pada tanggal 2 September 1945 untuk
segera kembali ke tempat tugasnya masing masing guna menyebarluaskan berita Proklamasi Kemerdekaan Indonesia di wilayahnya
Pada teks proklamasi ditulis tahun 05 atau 2605 (tahun masehi 1945), yaitu
tahun Syowa atau tahun Jepang yang digunakan selama masa pendudukan Jepang
Maladi kemudian memprakarsai pendirian Radio Republik Indonesia pada
tanggal 11 September 1945
Pemuda membawa Bung Karno dan Bung Hatta ke Rengasdengklok agar
tidak terpengaruh oleh Jepang